Rabu, 31 Oktober 2012

Penyakit BLAS (Pyricularia Oryzae Cav) Pada Taman Padi & Pengendaliannya

| Rabu, 31 Oktober 2012 | 0 komentar


Penyakit Blas disebabkan oleh meluasnya serangan jamur Pyricularia oryzae (P. grisea). Jamur ini menyerang tanaman padi pada masa vegetatif menimbulkan gejala blas daun (leaf blast) dengan ditandai adanya bintik-bintik kecil pada daun berwarna ungu kekuningan. Semakin lama bercak menjadi besar, berbentuk seperti belah ketupat dengan bagian tengahnya berupa titik berwarna putih atau kelabu dengan bagian tepi kecoklatan. Serangan pada fase generatif menyebabkan pangkal malai membusuk, berwarna kehitaman dan mudah patah (busuk leher). Penyakit blas merupakan salah satu kendala utama dalam budidaya padi karena bila terserang jamur Pyricularia oryzaeini bila tidak diwaspadai sejak awal akan mengakibatkan penurunan 
produksi hingga 70 %.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BLAS

Padi merupakan inang utama sebagai tempat berkembangnya jamur Pyricularia oryzae sehingga apabila tanaman padi tumbuh serempak di suatu hamparan dan sudah pernah ada gejala serangan sebelumnya maka besar kemungkinan blas ini akan segera menyebar apabila didukung oleh kelembapan dan suhu optimum yaitu antara 24º C - 28º C.

Pyricularia oryzae menyerap nutrisi tanaman padi untuk memperbanyak diri dan mempertahankan hidup. Bila menyerang pada daun muda, menyebabkan proses pertumbuhan tidak normal, beberapa daun menjadi kering dan mati. Blas pada daun banyak menyebabkan kerusakan antara fase pertumbuhan hingga fase anakan maksimum. Infeksi pada daun setelah fase anakan maksimum biasanya tidak menyebabkan kehilangan hasil yang terlalu besar, namun infeksi pada awal pertumbuhan sering menyebabkan puso terutama varietas yang rentan. Penggunaan fungisida pada fase vegetatif sangat dianjurkan apabila guna menekan tingkat intensitas serangan blas daun dan juga dapat mengurangi infeksi pada tangkai malai (blas leher).

Pemupukan unsur Nitrogen dimusim penghujan yang tinggi juga akan memicu pertumbuhan Pyricularia oryzae. Pemupukan nitrogen yang tinggi menyebabkan ketersediaan nutrisi yang ideal dan lemahnya jaringan daun, sehingga spora blas pada awal pertumbuhan dapat menginfeksi optimal dan menyebabkan kerusakan serius pada tanaman padi.

Penanaman padi terutama pada musim tanam rendengan/hujan haruslah ekstra hati-hati. Dengan curah hujan yang tinggi serta adanya faktor angin memicu perkembangan blas dapat meluas dengan cepat. Pengelolaan jarak tanam yang terlalu rapat juga akan mempengaruhi kecepatan perluasan penyakit ini.

USAHA-USAHA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

1. Pengelolaan tanaman terpadu (PTT) pada tanaman padi .

    Salah satu tujuan PTT adalah mampu menekan penurunan hasil akibat OPT(Organisme penggangu  
    Tumbuhan) antara lain dengan jalan sebagai berikut :

    a. Penggunaan varietas tahan & pembenaman jerami
        Penggunaan varietas baru yang tahan terhadap blas sangat dianjurkan bagi daerah yang endemi terhadap 
        blas antara lain : Inpari 13, Luk ulo, Silugonggo, Batang Piaman, Inpago dll.
        Proses dekomposisasi jerami selain dapat berfungsi sebagai pupuk organik juga dapat membunuh miselia blas dan 
        tidak berpotensi untuk berkembang.    

    b. Pemupukan berimbang 
        Penggunaan  pupuk sesuai anjuran pada daerah endemi penyakit blas terutama dengan  penggunaan Nitrogen yang 
        tidak berlebihan dan dengan penggunaan kalium dan phosfat, dianjurkan agar dapat mengurangi infeksi blas 
        di lapangan. Penggunaan kalium mempertebal lapisan epidermis pada daun sehingga penetrasi spora akan 
        terhambat dan tidak akan berkembang di lapangan. 

    c. Waktu tanam yang tepat
        Pengaturan   waktu   tanam pada  saat yang bertepatan  banyak embun perlu  dihindari  agar pertanaman terhindar dari
        serangan  penyakit blas yang berat. Keadaan ini memerlukan data iklim spesifik dari wilayah-wilayah pertanaman  padi         setiap lokasi.

2. Penggunaan Fungisida Kimia & Nabati

    a. Fungisida Kimia
        Penggunaan fungisida kimia juga dianjurkan bagi daerah yang endemi terhadap blas dengan ketentuan
        menggunakan Pengendalian Hama secara Terpadu dan tepat guna. Ada beberapa fungisida kimia yang bekerja
        secara sistemik di pasaran contoh :mikocide 70, Trycyclazole, Amistartop, Score, Pyoguilon, Nelumbo 250 EC, 
        Prima Vit dll. 

    b. Fungisida Nabati
        Fungisida nabati dapat berupa produk langsung jadi yang dijual dipasaran misalnya Inokulan/starter Trichoderma sp
        dan Gliocladium sp yang digunakan sebagai tindakan preventif pada masa vegetatif padi. Fungisida nabati juga 
        dapat dibuat secara sederhana dari bahan-bahan sederhana. 
        Berikut ini adalah beberapa cara membuat Fungisida Nabati:

Cara I

Bahan-bahan yang diperlukan (masing-masing 1-2 kg) :
    1. bawang putih
    2. temu ireng
    3. temu lawak
    4. umbi gadung
    5. kencur
    6. kalau mau lebih mantap, bisa ditambah kunir putih
Langkah pembuatan:
Cuci semua bahan dan tumbuk hingga halus dan campurkan jadi satu, campuran tersebut direndam dalam air bersih ± 5 liter air dalam wadah tertutup dan biarkan 3-4 hari hingga terjadi proses fermentasi setelah itu larutan diperas dan disaring dan siap digunakan. Untuk aplikasi, larutkan biang fungisida ini dalam air bersih dengan perbandingan 1 bagian : 4/5 bagian. Cara aplikasi bisa dengan disemprotkan ke tanaman yang terserang penyakit/belum (untuk pencegahan) dan atau dikocorkan langsung ke pangkal tanaman. Fungisida organik ini sekaligus juga bisa berfungsi sebagai pupuk organik cair (POC).

Cara II

Bahan yang ddibutuhkan :
   1. Lenkuas/ laos 1 kg
   2. Kunyit/kunir 1 kg
   3. Jahe 1 kg

Cara Pembuatan
   1. Ketiga bahan ditumbuk atau diparut
   2. Ambil sarinya dengan cara diperas
   3. Bahan siap digunakan untuk 2 sendok makan dicampur dengan air 10 15 liter.

Cara III

Bahan yang dibutuhkan :
   1. Jahe 1 kg
   2. Lengkuas 1 kg
   3. Kunyit 1 kg
   4. Labu siam 1kg

Cara Pembuatannya :
Keempat bahan tersebut diparut lalu diperas dan disaring diambil airnya. Masukkan air saringan tersebut ke dalam botol atau tempat air lainnya untuk persedian sewaktu-waktu. Untuk pemakaian campurlah setiap satu liter air dengan 20 cc larutan fungisida tersebut. Jika diperlukan untuk bahan perekat lain dan sekaligus sebagai protein bagi tanaman maka tambahkan 2 butir telur ayam untuk campuran fungisida alami.

Cara IV

Bahan yang dibutuhkan :
   1. Daun Sirih 300 Gram (± 30 lembar daun)
   2. Daun Jambu biji (± 30 lembar daun)
   3. Lengkuas 300 Gram
Alat  pengolahan yang dibutuhkan yaitu Blender

Cara Pembuatan
Bahan-bahan dihancurkan dengan blender dengan sedikit air. Kemudian diperas diambil airnya. 3-5 sendok dicampur 10-15 liter air untuk disemprotkan.

Penyakit Blas pada padi bisa dicegah sejak awal budidaya terutama bagi daerah endemi penyakit ini. Dengan bacaan ini mudah-mudahan bisa memberikan petunjuk teknis dalam pencegahan dan pengendalian penyakit blas pada padi.
Contoh Tanaman Padi Yang terserang BLAS

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
sumber : Dadang Rohadi. Buku “Petunjuk Praktis Pembuatan Ramuan Alami Untuk Pertanian Organik”, 
                 Biological Science Club (BScC) dengan Pusat Bina Penyuluhan Kehutanan (PUSLUH)    

                 Departemen Kehutanan Republik Indonesia
                 bbpadi.litbang.deptan.go.id

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright 2012. Desa Cibodas kayungyun . All rights reserved | Desa Cibodas kayungyun is proudly powered by Blogger.com | Template by Desaku -